Sabtu, 09 Oktober 2010

Kehidupan Laki Laki

Kalau ada orang yang mengira kahidupan laki laki adalah liar itu salah, malah sebaliknya keliaran itulah yang di jauhi beberapa laki laki yang sadar akan kejamnya dunia luar.

Ya walau saya hanyaanak kecil berusia 13 tahun tapi saya tahu bahwa kehidupan laki laki bukan hanya berisikan kaliarannya, tapi laki laki juga seorang yang butuh ketentraman. dalam mencari ketentraman hidupnya laki laki selalu mencoba beragam hal yang baru untuk merasakan rasa nyaman untuk hidupnya.

Dan sebagian besar laki laki memakai cara kaliarannya untuk bereksperimen dan jika memang berhasil membuat mereka nyaman, pasti mereka akan meneruskan hal itu. Berbeda dengan orang yang lain, sebab manusia itu tidaklah sama. Banyak kok orang yang masih menjaga ketentramannya dengan cara cara yang unik, seperti mengolaksi barang antik, bekerja di kantor, bahkan memelihara hewan.

Berbeda dengan wanita yang hidup rata rata berkelompok, laki laki adalah salah satu makhluk Allah yang dapat membuat jalan hidupnya sendiri tanpa di pengaruhi dari luar. Wanita memeperlukan pendamping untuk menjaga dirinya namun berbeda dengan laki laki yang harus dilatih lebih kuat agar bisa membela kaum yang lebih lemah. Laki laki bukan makhluk yang harus diam, laki laki merupakan makhluk yang memiliki dasar hidup untuk mengatur dirinya dan keluarga, karena itu laki laki merupakan kepala keluarga.

Kembali ke kehidupan laki laki, laki laki yang mencari ketentraman hidupnya dengan cara yang bermacam macam, mungkin mencoba ini itu, mencari arti kehidupan dari buku, dan mungkin berpetualang untuk mencari jati dirinya. Inilah kehidupan laki laki, di bilang keras belum saatnya di bilang lemah juga sudah lewat.

Laki laki sangatlah peduli dengan hal hal sekitar dan laki laki mudah terpengaruh pergaulan karena mereka percaya terhadap sahabat mereka. Ini membuktikan bahwa laki laki adalah orang yang setia, bahkan walau mereka sudah di hasut oleh sahabatnya terkadang laki lkai masih sangat setia dengan sahabatnya itu.

Jadi janganlah mengira keluruhan hidpu laki laki itu semrawut. Setiap manusia memiliki karakteristik masing masing yang berbeda, ada yang baik dan ada yang jahat. Perbedaan perangai bukan hal yang mutlak, dengan cara mendidik yang baik dari orang tua, pasti anak itu akan berubah menjadi anaknya lebih baik dari pada sebelumnya. Dan jangan berfikir bahwa laki laki itu hanya orang liar, banyak kok yang hidup di bumi Indonesia ini dengan kedamaian. Dan laki laki merupakan makhluk yang setia, jarang melukai perasaan orang, dan selalu mudah merasa bersalah jika ia memiliki sebuah masalah, serta mudah menerima maaf seseorang

Jumat, 08 Oktober 2010

Zaman Moderen

Di zaman moderen sekarang, banyak remaja yang mulai mengenal nikmatnya sosial networking. Sampai ada perubahan secara tulisan indonesia secara drastis. Terutama pada anak anak smp sekarang.
Awalnya bahasa indonesia yang di singkat singkat menjadi keadaan yang wajar, tapi sekarang tidak hanya tulisan yang di singkat, bahkan bahasa Indonesia berubah menjadi bahasa yang cukup aneh, menjadi besar kecil, memakai simbol pengganti, bahkan angka. Jika di tanya mengapa, dari 4 dari 5 orang yang saya tanyai menjawab menurut mereka bahasa gaul jaman sekarang adalah seperti itu, yang 1 lagi menyatakan abstain (padahal ketauan gak bisa jawab)
Apanya yang gaul kalau merusak bahasa negara sendiri. Jadi berusahalah menggunakan bahasa Indonesia yang benar bukan menggunakan bahasa "pengrusak". Berusahalah sebaik mungkin dan berhati hati dalam berbahasa di dunia maya, sebab yang melihat bukan hanya dari Indoensia namun dari mancanegara. Janganlah merusak bahasa yang sudah menjadi warisan pahlawan kita

AYO MAJU INDONESIAKU

Sabtu Pagi

Baru bangun tidur udah di temani guyuran ujan di luar rumah. Minum teh sambil ngeblog enak kali ya, tapi... siapa yang mau buatin teh, tehnya aja gak ada sial emang pagi ini.
Kalo ngomongin ujan enak ngebahas berita yang lagi anget sekarang ini, Jakarta banjir lagi.
Menunggu hujan reda, mari ngeblog. Kalo Jakarta beberapa kali ujan kayak gini langsung banjir, sirkulasi airnya cenderung memburuk beberapa tahun ini dan saluran air juga kurang di perhatikan masyarakat sekarang. Itulah penyebab utama banjir sekarang, apa lagi Jakarta sudah penuh sesak manusia dan rumah rumah di pinggir sungai juga semakin marak. Semakin semrawut saja ini kota.
Beralih ke lain topik, kalo ujan makin marak turun, kelembapan meningkat, apa lagi sampah samaph yang berserakan di sekitar kota, kayaknya wabah penyakit Demam Berdarah Dengue sudah mulai mengancam, lebih baik jaga kesehatan dengan minum suplemen penambah daya tahan tubuh dan melakukan 3M (gua lupa 3M itu apa aja)

Botol Plastik

Botol Plastik



Sehabis membuat kaki ini bekerja berat, berjalan berkilo-kilo meter, mengelilingi Beijing, saat melintasi keramaian malam deket daerah Wang Fu Tjing, aku berhenti sejenak untuk mencicipi makanan local, seperti biasa aku senang dengan mencoba segala makanan jalanan yang aku temui, kali ini aku makan gorengan tahu dengan istilah yong tofu (tahu basi) hehehe enak loh, mungkin yang di Taipei bisa lebih menceritakan hal ini. Kemudian makan semangkuk mie kuah. Saat itu kamera masih bergelayut dileher. Aku berdiri dekat dengan tong sampah karena ramai dan dekat situ ada tempat kosong buat aku berdiri sambil menyantap semangkuk mie dalam mangkuk plasic. Sesaat setelah habis, masih tersisa kuah dan sedikit remah2 mie dan daging cincangnya. Kubuang mangkuk itu ke dalam tong sampah. Sesaat kemudian, seorang dengan berbalutkan baju lusuh berwarna hijau, cukup tebal tapi penuh tambalan, mengorek tong sampah itu dan mendapati mangkuk yang aku buang. Kemudian dia meminum kuah yang tersisa berserta isinya, ah…. aku terpatung sejenak, dengan pemandangan ini, seakan waktu terhenti sejenak, dan buru buru aku ingin membelikan semangkuk penuh untuk si bapak ini, tapi dia terlalu cepat berlalu ke tong sampah berikutnya, aku hendak memberikan uang, tapi dia tidak meminta uang, dia seakan seperti pemulung yang mengumpulkan plastic bekas dan karton2 bekas serta juga botol2 minuman, tapi dia juga memakan ‘sampah’ yang ada di tong tersebut.

Pemandangan ini membuat ku teringat sewaktu aku di Guang Zhou, saat duduk menikmati kehidupanjalanan disana, seorang berpakaian seperti veteran perang juga mengumpulkan plastic2 dan kemudian dia menemukan sebuah plastic makanan dalam tong sampah dan memakannya, wajahnya memperhatikan sekeliling, aku dari jauh memperhatikannya, mencuri-curi pandang ke arahnya. Begitu tragiskan kehidupan ini.

Teringat juga saat mengunjungi Great Wall, bertemu dengan seorang tua yang menunggu botol minuman, aku sedang meminumnya, aku lihat kenapa bapak ini berdiri didekatku, ternyata dia menunggu aku membuang botol itu. Aku habiskan minuman itu dan kemudian memberikan botol itu kepadanya, dia senang sekali, kemudian aku ambil lagi botol di tasku, kuberikan lagi kepadanya, biasanya aku selalu bawa lebih dari satu botol dalam perjalanan. Wajahnya senang sekali, tertawa2, walau aku tidak bisa berkomunikasi tapi dia merasa senang, saat aku hendak pergi dia menghampiri dan menundukkan kepala seakan mengucapkan terima kasih. Ah sebuah botol plastic begitu berharga baginya.

Maafkan aku jika aku masih memberikan uang di jalanan kepada anak2 pengemis atau para ibu yg menggendong bayi di lampu2 merah, memang tidak mendidik, tapi aku juga tidak tahan melihat mereka dengan kehidupan seperti ini.

Mungkin kita berkata 500 rupiah tidak akan membantu mereka, dan terpikir pemerintah yang harus ambil tindakan, kan fakir miskin dipelihara Negara, tapi mungkin dengan sedikit hati nurani dan senyum dan pemikiran untuk hari ini tidak minum softdrink atau tidak merokok atau mengirit makan siang dengan membantu sesame bisa membuat seseorang bahagia, meringankan bebannya, Sebuah botol plastik bisa membuat mereka gembira.

Kesimpulan dari saya: Ini mungkin adalah sebuah contoh kecil dari masyarakat ibu kota yang menikmati hidupnya dari jalanan. Apa mereka mengeluh? Apa mereka meronta menghadapi nasibnya? Tentu saja mereka melakukannya, namun kepada siapa? Tak ada bukti yang ada hanyalah janji belaka. Kemakmuran mereka dan keluarga mereka dari mengais botol plastik saja sangatlah bersyukur, bagaimana dengan kita? Renungkanlah dari sekarang agar kalian sadar

S U M B E R